Agheelz Go Blog

Hai. Selamat datang di Agheelz Go Blog. Blog ini berisi tulisan-tulisan saya, beberapa sumbangan tulisan lain dari teman-teman, saran atau ide atau pendapat dan dari kumpulan hasil berburu berita. Karena saya juga senang memotret, saya juga tampilkan hasil memotret itu kedalam blog saya. Kritik atau saran atau ide saya terima dengan tabah.

Saturday, October 19, 2013

Dialog Publik Taman Margasatwa Ragunan Jakarta


Halo…! Apa kabar semua? Kami mau melaporkan berita untuk para pendukung Planet Satwa. Ini dia laporannya.
SONY DSC
     Pada hari Selasa tanggal 8 Oktober 2013, Planet Satwa diundang oleh Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta dalam acara Dialog Publik dengan tema ”Menuju Masyarakat Ramah Satwa” sekaligus menyambut ulang tahun ke-150 pada tahun 2014 nanti. Dialog publik dimulai dari jam 09.00 sampai 19.00. Banyak para pemerhati satwa, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, pelajar, dan pengajar yang diundang dalam acara ini. Dialog publik ini dibuka dengan resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Ir. Joko Widodo pada jam 09.00 dengan semua hadirin menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ibu Teti dari Taman Margasatwa Ragunan.
     Dalam pidato pembukaannya, gubernur mengatakan bahwa Taman Margasatwa Ragunan merupakan terluas ke-2 di dunia dan tertua ke-3 di dunia. Gubernur juga mengharapkan agar nantinya TMR akan menjadi nomor 1 dengan tata laksana yang lebih modern seperti Singapore Zoo. Untuk itu peran serta masyarakat diperlukan sebagai upaya memajukan TMR.
Ketua Dewan Pengawas, Bapak Hashim Djojohadikusumo yang memimpin dialog publik ini dengan moderator Bapak Eka Budianta. Para nara sumber diantaranya:
  1. Mr. Cameron Kerr, CEO dari Taronga Conservation Society Australia (Taronga Zoo).
  2. Dr. Novianto Bambang, Direktur Konservasi dan Keragaman Hayati Kementrian Kehutanan Republik Indonesia.
  3. Ibu Endang Widjajanti, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Provinsi DKI Jakarta.
  4. Prof. Ir. H. Surna Tjahja Djajadiningrat, Msc., Ph.D. (Prof. Naya) Guru Besar ITB bidang Manajemen Lingkungan, pendiri dan ketua ESQ Business School.
  5. Dr. Willie Smits, pendiri Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS), pendiri Samboja Lestari di Kalimantan sebagai tempat rehabilitasi orangutan, pendiri Yayasan Gibbon, mantan penasihat Menhut bidang konservasi dan reboisasi serta penerima Satya Lencana Pembangunan 1998.
  6. Widodo Ramono, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia, Rhino Protection Units dan Sumatran Rhino Sanctuary.
  7. Jatna Supriatna, Ph.D, Country Director dan Executive Director Konservasi International.
  8. Sonny W. Widjanarko, Direktur Sea World Indonesia dan pakar akuarium terkemuka.
 
Selain nara sumber tadi juga menghadirkan beberapa pembicara seperti:
  1. Ir. Marsawitri Gumay, Kepala BLUD Taman Margasatwa Ragunan dan ketua panitia dialog publik.
  2. Mr. Ian dari Yayasan Gibbon
  3. Tony Sumampaw, Direktur Taman Safari
  4. Jansen Manangsang, Wakil Direktur Taman Safari
  5. Kak Seto Mulyadi pendiri Komnas Perlindungan Anak
 narasumber 3
Dalam dialog publik itu, Planet Satwa mengajukan beberapa saran yaitu:
  1. Membangun kemitraan strategis dengan komunitas pemerhati satwa.
  2. TMR perlu menggandeng Komunitas Pemerhati Satwa (KPS) sebagai mitra edukasi dunia satwa. TMR menjadi ”Learning Center” bagi KPS. Membantu meluruskan mindset yang kurang tepat ikhwal dunia satwa yang menjadi interest kalangan  KPS.
  3. Papan petunjuk satwa. Membuat seperti papan nama jalan yaitu dasar berwarna hijau dengan tulisan berwarna putih. Dilengkapi pada tiap titik. Meski pun kandang salah satu satwa jauh tetapi tetap dituliskan berurutan pada satu papan. Pengunjung dari pintu timur bisa mengetahui arah jenis satwa yang berada di pintu utara dan pintu barat. Dan demikian juga pada setiap pintu masuk. Membuat papan peta lokasi di beberapa tempat.
  4. Tempat sampah. Tidak tersedia cukup tempat sampah baik di dekat kandang satwa mau pun di taman. Menyediakan banyak tempat sampah juga di dekat kandang dan taman.
  5. Tiket dan peta. Karena harga tiket masuk yang murah maka banyak sampah tiket dan asuransi. Membuat undian nomor tiket. Hadiah bisa berupa tiket masuk gratis selama 1 tahun berlaku untuk 2 orang. Hadiah juga bisa berupa boneka atau buku atau lainnya. Menyediakan peta di setiap loket.
  6. Toilet. Menambah jumlah toilet atau dengan menyediakan toilet kontainer (toilet bus) terutama pada hari-hari libur.
  7. Satwa. Umumnya pengunjung melemparkan makanan kedalam kandang display karena ingin melihat satwa bereaksi lalu difoto.
  8. Shelter. Membuat shelter-shelter tempat berteduh terutama untuk pengunjung anak-anak dan orang lanjut usia.
  9. Perpustakaan. Menyediakan perpustakaan publik, layanan internet, fotocopy, penjualan ATK ringan, percetakan (print) foto.
  10. Tower. Mendirikan tower  atau menara pengawas.
  11. Pedagang kaki lima. Mengumpulkan para pedagang kaki lima dalam beberapa titik saja sehingga tidak tersebar di setiap wilayah TMR.
  12. Makanan satwa. Menyediakan atau menjual makanan untuk satwa berikut daftar jenis satwa yang bisa diberikan makanan itu.
  13. Perawat satwa siap siaga. Perawat satwa sering tidak berada di tempat sehingga pengunjung tidak bisa bertanya-tanya tentang satwa hanya mengandalkan keterangan di papan kandang. Papan keterangan satwa sebaiknya dilengkapi juga dengan keterangan habitat, diet, asal satwa. Perawat satwa atau lainnya secara bergantian standby di dekat kandang satwa. Perawat satwa juga diwajibkan mengenakan sepatu saat bertugas sehingga meningkatkan wibawa. Perawat satwa juga berhak menegur pengunjung yang kedapatan melempar makanan selain makanan yang disediakan atau dijual untuk satwa kedalam kandang satwa.
  14. Layar besar. Membuat layar monitor besar yang memutar film tentang satwa TMR, pengumuman atau lainnya.
  15. Sayembara. Membuat sayembara memberikan nama kepada satwa yang baru lahir di TMR.
  16. Majalah dan situs. Membuat majalah tentang satwa. Membuat situs TMR yang aktif.
Dari semua usulan dalam dialog publik itu kemudian dirangkum menjadi 20 kesepakatan yang nantinya akan dilaksanakan oleh Taman Margasatwa Ragunan yaitu:
KESEPAKATAN USULAN DIALOG PUBLIK
TMR, 8 Oktober 2013 
  1. TMR tetap milik Negara, milik rakyat (tidak diswastakan)
  2. TMR diharapkan menjadi yang  terbaik di dunia
  3. TMR menajamkan fungsi konservasi, edukasi (pendidikan dan penelitian) serta rekreasi
  4. TMR berkomitmen menjalankan manajemen secara transparan, bisa diakses oleh publik dan tidak korupsi
  5. Menuju masyarakat ramah satwa dimulai dari pendidikan formal, non formal dan informal, memberi pemahaman dan menanamkan kepedulian kepada anak-anak (program kunjungan anak sekolah, memasukkan kurikulum ramah satwa, museum satwa, duta satwa untuk anak, dan lainnya)
  6. TMR memprioritaskan kesejahteraan satwa (pakan satwa, pengaturan libur bagi satwa, mengendalikan polutan suara agar tidak mengganggu satwa, peningkatan kualitas dan kwantitas dokter hewan dan perawat satwa, strategi manajemen perawatan dan kesehatan satwa, membuat habitat  sehat untuk satwa dan lainnya)
  7. Memperketat  aturan dan pengawasan bagi pengunjung dan pedagang
  8. TMR membuka diri bagi partisipasi publik (sukarelawan, LSM, media dan pihak lainnya) sesuai aturan, misalnya dengan program adopsi flora dan fauna, pelatihan relawan  dan lain-lainnya
  9. Sebagai lembaga konservasi, TMR menargetkan akreditasi nilai A dari Kementerian Kehutanan dan menjadi percontohan bagi taman margasatwa lainnya di Indonesia dalam waktu 2 (dua) tahun
  10. TMR memperhatikan keamanan dan ketertiban di dalam dan di sekitar area TMR, termasuk membuat buffer zone dan memasang CCTV
  11. TMR melakukan laporan pendataan satwa (dalam kurun waktu 1 x dalam 3 bulan) dan dilakukan pengawasan/verifikasi oleh badan independen  (pihak ketiga) sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
  12. Dalam menyusun master plan, TMR akan melibatkan publik, (misalnya dengan menyelenggarakan sayembara desain) dan akan  memperhatikan kelengkapan fasilitas (diutamakan 26 toilet, kelengkapan penanda/papan penunjuk, incubator, sarana bagi difabel, perpustakaan, green building, alat  transportasi yang  tidak mengganggu satwa, optimaliasisi perawatan satwa  (kandang yang tepat), taman, alokasi pedagang).
  13. TMR menerapkan Standar Pelayanan Minimal untuk pengunjung sebelum memberlakukan kenaikan tiket masuk dengan pertimbangan lebih tinggi untuk pengunjung  warga asing
  14. TMR akan membangun pusat penyelamatan satwa (rescue center) satwa sitaan terutama untuk satwa yang sangat terancam kepunahan.
  15. TMR bekerjasama dengan pihak yang berwenang  dan pihak ketiga/ independen untuk pengelolaan satwa yang mati, yaitu dokter hewan yang ahli dibidangnya dalam menetapkan penyebab kematian
  16. TMR memperhatikan kesejahteraan karyawan termasuk petugas keamanan dan perawat satwa
  17. TMR membuat perencanaan strategi komunikasi yang  terencana dan berkesinambungan serta branding secara professional
  18. Dalam rangka pelestarian satwa, TMR bekerjasama dengan komunitas pemerhati satwa dan lembaga konservasi lainnya  melakukan tukar menukar  satwa untuk rehabilitasi dan  pelepasliaran satwa berdasarkan pertimbangan LIPI dan atas persetujuan Kementerian Kehutanan
  19. TMR bekerjasama dengan instansi/dinas terkait agar bisa mewujudkan layanan dan prasarana publik yang terpadu
  20. Untuk menyambut HUT ke-150 , TMR akan membangun replika kebun binatang Cikini dan memasang patung Raden Saleh sebagai pendirinya
      Ternyata sebagian besar usulan dari Planet Satwa dimasukan kedalam master plan (kesimpulan nomor 12) dan selebihnya tersebar di nomor 3, 6 dan 18. Pada kesempatan itu juga pihak TMR memberikan penghargaan kepada Ibu Ulla Von Mendel yang berusia 93 tahun. Beliau sangat berjasa dalam mengembak biakan orang utan sejak tahun 1955. Sudah ratusan ekor orangutan yang lahir di TMR dan dikirimkan ke banyak kebun binatang di seluruh dunia. Dialog publik kemudian ditutup oleh Hashim Djojohadikusumo.

No comments: