Agheelz Go Blog

Hai. Selamat datang di Agheelz Go Blog. Blog ini berisi tulisan-tulisan saya, beberapa sumbangan tulisan lain dari teman-teman, saran atau ide atau pendapat dan dari kumpulan hasil berburu berita. Karena saya juga senang memotret, saya juga tampilkan hasil memotret itu kedalam blog saya. Kritik atau saran atau ide saya terima dengan tabah.

Sunday, June 22, 2014

Persahabatan Kuda

     Saat masih kecil, saya pernah membaca sebuah cerita tentang persahabatan diantara kuda. Ini bukan cerita fiksi atau pun khayalan. Ini cerita benar terjadi dan saya yang waktu itu masih kecil tidak ingat lagi siapa yang menuliskan cerita ini. Namun akan saya tuliskan kembali kisah persahabatan ini dengan versi saya. Berikut kisahnya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------


     Di sebuah desa di Lombok terdapat beberapa peternakan kuda. Kuda lombok terkenal dengan daya tahan tubuhnya meski pun berukuran tidak besar. Kuda lombok selain digunakan sebagai hewan penarik kereta, sebagai kuda tunggang para wisatawan bahkan sebagai kuda balap.  Ada peternakan kuda yang berukuran kecil yang biasanya terdiri dari  3 sampai 4 ekor kuda, peternakan sedang dengan kuda 10 sampai 20 ekor kuda dan peternakan besar dengan jumlah kuda lebih dari 20 ekor. Selain itu para pemilik peternakan kuda biasanya juga menerima penitipan kuda dari peternak lain baik untuk dikawinkan mau pun menyewa kandang kuda.

     Rohman adalah salah seorang perawat kuda di sebuah peternakan kuda yang tergolong besar dengan jumlah kuda mencapai 50 ekor. Selain kuda-kuda pemilik peternakan juga ada kuda titipan. Peternakan ini juga mempunyai padang rumput yang luas. Peternakan kuda ini terletak di area perbukitan dengan pemandangan yang indah. Biasanya Rohman bertugas mengeluarkan kuda-kuda itu dari kandang untuk merumput. Rohman dan perawat kuda lainnya bekerja dengan giat dan mereka juga sayang dengan kuda-kuda itu.  
   
     Ada seekor kuda pendatang baru yang buta. Kuda buta tidak laku dijual dan hanya digunakan sebagai kuda tunggang untuk wisatawan saja. Itu pun harus dituntun oleh perawat kuda. Meski pun demikian secara umum kuda buta itu sehat dan Rohman sangat sayang kepada kuda buta itu yang dia beri nama John karena teringat kepada seorang wisatawan bernama sama yang terkesan dengan kuda buta.
     Di ujung padang rumput yang luas itu terdapat sebuah ceruk dengan bentuk seperti mangkuk. Biasanya kuda-kuda akan merumput disana karena rumputnya lebih segar. Dari bangunan kandang yang bertingkat dimana Rohman boleh tinggal disana oleh pemilik peternakan, ceruk itu dapat terlihat sehingga Rohman tidak khawatir kuda-kuda yang dirawatnya akan hilang. Setiap pagi kuda-kuda akan merumput dan bermain disana dan kembali pada sore hari. 
     Suatu hari udara sangat mendung dan terasa lembab pertanda akan hujan. Diiringi suara petir, hujan pun turun dengan sangat lebat. Meski pun di siang hari udara terlihat gelap karena mendung dan hujan sangat deras. Biasanya kuda-kuda akan berlarian pulang karena ceruk itu akan banjir. Seperti halnya hari itu dimana kuda-kuda secepatnya mendaki dinding ceruk dan berlari pulang. Hujan yang sangat deras dengan cepat membuat ceruk itu banjir. Ketinggian banjir di dalam ceruk itu bisa mencapai 3 meter dan dapat menenggelamkan kuda.
     Dengan cepat Rohman dan teman-temannya mengenakan jas hujan dan keluar membuka pintu kandang luar agar kuda-kuda itu langsung masuk. Satu, dua, tiga, semua kuda dihitung oleh perawat kuda. Kuda-kuda itu semua basah dan cukup lelah. Tetapi Rohman tidak melihat si John, kuda yang buta. Rohman sangat cemas dan gelisah. Tetapi Rohman berharap agar John muncul di hadapannya dengan tubuh basah sementara itu kuda-kuda dimasukan kedalam kandang masing-masing. 
     Setelah lebih dari 15 menit Rohman menunggu ternyata John tidak juga tiba di kandang. Akhirnya Rohman memutuskan untuk menjemput John. Saat akan mengambil tali tiba-tiba seekor kuda yang belum masuk kedalam kandang berbalik arah dan berlari keluar. Para perawat kuda termasuk Rohman ikut berlari keluar mengejar kuda itu. Dalam hujan deras disertai petir dan udara yang gelap, mereka berlari-lari melintasi padang rumput. Kuda itu berlari kembali menuju ceruk. Rohman dan teman-temannya melihat bahwa ceruk itu sudah nyaris hilang. Tidak percaya mereka juga melihat John di tengah ceruk sedang berjuang melawan air banjir yang sudah menenggelamkan tubuhnya sampai sebatas leher.

     Kuda yang berlari itu masuk kedalam ceruk yang banjir dan menghampiri John. Disentuhnya kepala John, digigit surainya agar John mengikutinya. Susah payah kedua ekor kuda itu berjalan di air dan menaiki ceruk yang licin. Kuda itu tidak jauh dari John. Dengan sabar dibimbingnya temannya yang buta itu agar mengikutinya. Akhirnya mereka bisa mencapai padang rumput dan berjalan pulang ke kandang diikuti oleh para perawat kuda yang terdiam karena terharu menyaksikan adegan tadi. Mereka lalu segera dimasukan ke kandang masing-masing.
     Rohman mengelus-elus sayang si Edo, kuda yang menjemput John. Kandang kedua kuda itu bersebelahan dan kedua kuda itu memang selalu bersama. Kuda yang menjemput John sebenarnya sudah lelah tetapi dia tidak meninggalkan sahabatnya yang kesusahan. Rohman percaya, persahabatan mereka tulus. 

No comments: